Little Monster Gruduk Istana Negara
FPI Syukuran Lady Gaga Batal Manggung JAKARTA - Seharusnya puluhan remaja dengan dandanan unik itu melewatkan Minggu kemarin dengan riang gembira di Stadion Senayan. Namun, apa daya, polemik kedatangan idola mereka, Lady Gaga, membuat konser urung dilakukan. Telanjur sudah menanti tanggal main, mereka melampiaskan “kegembiraan” itu di Istana Negara. Ya, 3 Juni adalah tanggal yang direncanakan bakal menjadi hari istimewa bagi little monster “sebutan fans Lady Gaga-. Sebab, penyanyi asal Amerika Serikat itu akan manggung di Senayan. Itulah kenapa, kemarin mereka tetap tampil total saat datang ke Istana Negara. Ada yang berdandan mirip Lady Gaga lengkap dengan pakaian glamour dan wig berwarna kuning. Beberapa tokoh dalam video klip penyanyi berjuluk mother monster seperti zombie juga ada. Yang lebih simpel, menggunakan kaos senada dengan poster protes berwarna hitam. Isinya macam-macam, namun, intinya tetap sama. Mempertanyakan di mana kebebasan berekspresi dan seni di Indonesia. Little monster yang mulai memadati Jalan Merdeka Utara itu juga protes terhadap lembeknya aparat. Sehingga, bisa disetir oleh organisasi kemasyarakatan. “Kami sangat kecewa,” ujar Koordinator Aksi, Anggiat Sihombing. Meki massa aksi cukup banyak, kemarin tidak ada orasi lazimnya demo. Mereka memilih untuk mengekspresikan perasaan kecewa mereka dengan bernyanyi dan menari ala Lady Gaga. Termasuk lagu berjudul Judas, musik yang disebut-sebut bertentangan dengan konsep agama Nasrani. Mereka tak canggung unutk menyanyi bersama, ibarat sang idola ada di sana dan mengajak mereka untuk bernyanyi. Goyangan khas Gaga dengan menghentakkan kaki ke tanah dan mengangkat tangan tinggi-tinggi juga dilakukan. Lengkap dengan dengan gaya hendak mencakar. “Bayangkan, kami sudah menunggu konser ini empat tahun, tapi batal begitu saja,” lanjut Anggiat. Mereka tak peduli kalau ada ormas yang menganggap mereka terlalu menuhankan Lady Gaga. Bagi para penggemar, kehadiran Gaga hanya untuk memberikan hiburan, bukan mencari agama atau tuhan baru. Mereka juga mengutip pasal dari undang-undang yang menyebut kalau negara menjamin kebebasan berekspresi. Bagi mereka, penolakan terhadap Lady Gaga adalah sikap menciderai dasar negara. Oleh sebab itu, pakaian hitam yang mereka kenakan adalah symbol belasungkawa matinya kebebasan berekspresi. Anggiat juga menyuarakan kalau alasan agama menjadi dasar penolakan Gaga menginjakkan kaki di Indonesia belum dianggap masuk akal. Alasannya, Indonesia bukan negara yang berlandas agama tertentu, jadi penolakan atas dasar agama dinilai tidak pas. “Kami minta presiden bisa menggaransi kemerdekaan berekspresi itu,” terangnya. Dia lantas berharap kalau sang idola tetap mau hadir di Indonesia tahun depan. Apalagi, saat konser di Singapura, Gaga sempat menyebut kalau dia tetap cinta Indonesia. Dasar itulah yang membuat para little monster meminta kepada pemerintah ada jaminan tentang kebebasan berekspresi tersebut. Apa tidak takut dengan ormas yang menentang Gaga? Dia bilang tidak. Sebab, aksi kemarin menurutnya sudah sesuai dengan ketentuan dan ada izin dari kepolisian. Dia juga memberi garansi kalau mereka yang ikut aksi damai itu tidak akan rusak moralnya. Beberapa kilometer dari Istana, ribuan anggota ormas Front Pembela Islam (FPI) sedang membuat syukuran pembatalan konser Lady Gaga di kantor FPI, Jalan Petamburan III, Tanah Abang. Bahkan, dalam ceramah acara tersebut juga mengambil topik tentang Lady Gaga dengan menyebutnya sebagai “Emaknya Setan”. Meski demikian, ormas yang selalu dikaitkan dengan kekerasan saat menjalankan aksinya itu tidak mau disebut hanya fokus pada syukuran Lady Gaga. Sebab, ada agenda lain yakni merilis radio streamin FPI serta melaksanakan pengajian bulanan. Ketum FPI Habib Rizieq menyebut radio itu untuk meluruskan opini-opini sesat. Terkait Gaga, Rizieq menyebut pembatalan konser berarti sama dengan batalnya kemaksiatan. Oleh sebab itu, gagalnya konser layak di peringati seperti kemarin. Dalam acara tersebut FPI juga berjanji untuk bersikap sama dengan pagelaran lain yang mengumbar syahwat. “Jangan mengkerdilkan masalah, seolah-olah biang keroknya FPI,” katanya. Pernyataan itu sekaligus menjadi penegasan kalau pembatalan konser bukan semata-mata karena FPI. Rizieq menilai, beberapa komponen juga tidak sepakat dengan kedatangan Gaga. Buktinya, rekomendasi pemerintah yang diwakili Menteri Agama, Mendagri, Kapolda Metro Jaya dan Majelis Ulama Indonesia tidak turun. “Beliau-beliau juga menolak. Bahkan merekom ke Mabes Polri untuk tidak memberikan izin,” tegasnya. Dia lantas menyalahkan stasiun televisi yang mendramatisir kasus Lady Gaga. Sehingga, terkesan konflik yang ada adalah FPI di balik semua pembatalan mega konser itu. (dim)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: